Jangan Menahan Bersin, Tapi Tahanlah Menguap

Assalamu' alaikum ...


Inilah etika terbaik yang diajarkan oleh Rasul Muhammad SAW, manusia paling baik, paling mulia, manusia yang tidak pernah berbohong.

Dari Abu Hurairah. Nabi SAW, bersabda :”Bahwasanya Allah menyenangi bersin dari pada menguap. Maka ketika salah seorang dari kamu bersin dan memuji Allah berarti ia berhak didoakan oleh setiap orang Islam yang mendengarnya. Adapun menguap itu dari syetan dan tahanlah ia sekuatnya ketika salah seorang kamu menguap, karena hal itu ditertawakan oleh syetan” (HR. Bukhari)

“Ketika seseorang dari kamu bersin, maka hendaklah memuji Allah dengan ucapan : ALHAMDULILLAAH”, dan yang ada di sisinya hendaklah mengucapkan “YARHAMUKALLAAH (Mudah-mudahan Allah mengasihi anda)”. Dan ucapkanlah “YAHDIKUMULLAAH, WAYUSHALIH BAALAKUM (Semoga Allah menunjuki anda, dan membebasakan anda dari bala / cobaan)”, oleh yang bersin sesudah didoakan oleh saudara atau kawanya” (HR. Bukhari)

“Ketika salah seorang kamu menguap, maka letakkanlah tangannya ke mulut, sebab syethan masuk lewat mulut tersebut” (HR. Muslim)

Wassalamu' alaikum

Tak Ada Kesempatan Ke Dua


Assalamu' alaikum...

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku barang sebentar saja, hingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan  seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al Munafiqun: 9-11)

Inilah peringatan keras dari Allah, bahwa kita jangan sampai terlena dengan daya tarik duniawi hingga melalaikan kewajiban- kewajiban terhadap Allah. Kalau hal ini terjadi, maka kita menjadi orang yang rugi, dan menemui penyesalan abadi.

Jangan lupa beramal shaleh, membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah (zakat, infaq, shadaqah dll) selagi kita masih hidup.

Semua ini sebenarnya adalah untuk kebaikan diri sendiri, sebab Allah tidak membutuhkan kita. Kita-lah yang membutuhkan Allah.

Banyak orang menyesal karena semasa hidupnya tidak beramal shaleh, dan memohon agar Allah menangguhkan kematiannya (memberi kesempatan kedua) agar dapat melaksanakan amal shaleh.

Allah memberi penegasan bahwa Dia tidak akan menangguhkan kematian seseorang (memberi kesempatan kedua) bila ajal telah tiba.

Alhamdulillah...
Untung saja kita belum menemui ajal. Karena itu, agar kelak kita tidak menyesal, dan tidak meminta kesempatan kedua yang tak mungkin diberi-Nya, maka pergunakanlah kesempatan emas ini. Saat ini, detik ini… mulailah memperbanyak amal shaleh dan menjauhi larangan-Nya. Tak ada kesempatan kedua…

Wassalamu' alaikum ...

Berapakah Nilai Rumah Kita?

Assalamu’ alaikum …

Saudaraku… ada catatan kecil tentang rumah tinggal kita…

Nilai hakiki dari sebuah rumah adalah bukan dari besarnya, megahnya ataupun harganya, melainkan dari aktifitas penghuninya.

“Perumpamaan sebuah rumah yang diisi dengan dzikrullah dengan rumah yang tidak diisi oleh dzikrullah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati” (HR Bukhari).

Karena itu, mari hidupkan rumah kita dengan memperbanyak kegiatan dzikrullah: banyak membaca Al Quran di dalamnya, mengerjakan shalat-shalat sunnah, membaca hadits, dan aktifitas keagamaan lainnya.

Waspadalah jika rumah kita “mati” karena tidak ada kegiatan dzikrullah di dalamnya. Inilah yang membuat nilai rumah kita sangat rendah!

Saudaraku… semoga bermanfaat

Wassalamu’ alaikum …